11/28/2008

Untuk Ukhtiku Sayang...


Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama
dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu,
mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai fashion
atau gaya jaman sekarang,
atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk

supaya mendapatkan ikhwan yang di idamkan
bahkan bisa jadi kierudung besarmu
hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja,
supaya bisa mendapat gelar akhwat
dan di kagumi oleh banyak ikhwan


Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu,
tapi akankah kelembutan suara ANTI sama dengan lembutnya kasihmu pada sauadaramu,
pada anak-anak jalanan,
pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu

Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu,
akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk
ketika melihat segerombolan anak-anak palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga
bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir,
akankah selembut itu hatimu
ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu,
mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuahnmu dengan bangun di tengah malam
dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu
serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan,
atau sebaliknya,
malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan
dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu,
mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan,
ataukah ANTI tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu,
sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang snagat mengerikan yaitu maksiat

Ukhti…cantiknya wajahmumu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu,
temanmu bahkan diri ANTI sendiri,
pernahkah ANTI menyadari bahwa kecantikan yang ANTI punya hanya titpan ketika muda,
apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan ANTI masih terlihat cantik,
jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat
supaya bisa menaklukan hati saudara dengan senyuman-senyuman busukmu

Ukhti…tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama
dengan tundukan semangatmu untuk beranui menundukan musuh-musuhmu,
terlalu banyak musuh yang akan ANTI hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu
yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu,

Ukhti…tajamnya tatapanmu yang menusuk hati,
menggoda jiwa tida) menjamin sama
dengan tajamnya kepekaan dirimu teerhadapa warga sesamamu mu yang tertindas di palestina,
pernahkah ANTI menangis ketika mujahid-mujahidah kecil tertembak mati,
atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja,
pernahkah ANTI merasakan bagaimana rasanya berjihad yang di lakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan

Ukhti…lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin
dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat,
coba ANTI perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman,saudara bahkan keluarga ANTI sendiri
belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang ANTI rasakan,
bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat,
berpakaian seksi dan berprilaku binatang yang tak karuan,
sanggupkah ANTI menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan
yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam

Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang khalolikmu,
ANTI adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah
semua setan mengintaimu,
imanmu dalam bahaya,
hatimu dalam ancaman,
tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu,
banyak cara yang harus ANTI lakukan mulai dari diri sendiri,
dari yang paling kecil dan seharusnya di lakuakn sejak dari sekarang,
kapan lagi coba….

Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap) saudaramu,
temanmu bahkan keleuargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong,
pernahkah ANTI membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah,
merasa diri paling aktif,
bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain,
sesombong itukah haitmu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

Ukhti ..ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau) mushola,
sadarkah ANTI kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosong dan menghawatirkan,
tidakkah ANTI memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq,
kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang ANTI masukan,
maukah ANTI di beri rizki sepertt itu?

Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunanah senin kamis yang ANTI laksanakan ,
kejujuran hati tidak bisa di bohongi,
kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksanakan tapi,
semanga ruhani tanpa di sadari turun drastis,
puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu,
separah itukah hati ANTI, makanan fisik yang ANTI pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan,
kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi

Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu,
kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang ANTI lewati,
sikap ramahmu pada orang ANTI temui sangat jarang terlihat,
bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan,
kalau itu kenyataannya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader,
ingat!!! Dakwah tidak memerlukan ANTI tapi… ANTIlah yang memerlukan dakwah,
kita semua memrlukan dakwah

Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholikmu,
masihkah ANTI senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malamu?

Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi,
akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja
dan atau sanggupkah ANTI ketika sang mujahid akan segara menghampirimu

Ukhti…masih ingatkah ANTI terhadap pepatah yang masih teringiang sampai saat ini
bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik,
jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu

Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu.
maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek,
tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa
dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…muhasabah yang ANTI lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan
dan kebusukan kelakuan ANTI yang di lakukan siang hari,
atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu,
sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur,
ANTI tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhak busuk mu di lupakan,
kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri
bukankah akhwat yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik
adalah yang terbaik???

Ukhti…pernahkah ANTI bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan) yang ideal,
wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti,
bukankah apa yang ANTI pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan
yaitu ingin mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah,
kenapa tidak dari sekarang ANTI mempersiapkan diri menjadi seorangn mujahidah yang solehah?

Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri ANTI,
seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan
dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu,
lupa Bantu o0rang tua,
kapan akan menjadi anak yang biruwalidain??
kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan,
mulai kapan ANTI akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah?

Ukhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara,
atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan
dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa,
atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar ?

Ukhti… hatimu di jendela dunia,
dirimu menjadi pusat perhatian semua orang,
sanggupkah ANTI menjaga izzah yang ANTI punya,
atau sebaliknya ANTI bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain
dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain,
kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain,
jadi kalo ANTI sendiri membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yng lainnya

Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang,
karena yakinlah preman sekalipun,
bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok
tapi semua orang menginginkan itsri yang solehah,
siapkah ANTI sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang??
MULAILAH DENGAN KITA PERBAIKI KELALAIAN KITA

By : someone di seberang sana...sukron dah mengingatkan ^_^